Sabtu, 16 Oktober 2010

Lumut




Lumut termasuk divisi Bryophyta. Bryophyta berasal dari bahasa yunani bryon yang artinya tumbuhan lumut. Bryophyta merupakan jenis tumbuhan rendah yang pertama beradaptasi dengan lingkungan darat, tidak seperti halnya jamur yang mesti kehilangan klorofilnya.
Pada umumnya lumut berwarna hijau karena mempunyai sel-sel dengan plastida yang menghasilkan klorofil a dan b, dengan demikian lumut dersifat autotrof. Tubuh lumut dapat di bedakan antara sporofit dan gametofitnya.
Berdasarkan struktur tubuhnya, ada ahli yang menganggap bahwa tumbuhan lumut masih berbentuk talus, tetapi ada pula yang menganggap telah berkormus. Lebih tepatnya lumut merupakan peralihan antara tumbuhan bertalus dengan tumbuhan berkormus. Ada ahli botani yang menganggap lumut merupakan perkembangan dari ganggang hijau berbentuk filamen.
Lumut melakukan dua adaptasi yang memungkinkanya untuk tumbuh di tanah, yaitu pertama tubuhnya diselubungi oleh kutikula lilin sehingga dapat mengurangi penguapan dari tubuhnya. Kedua, gamet-gametnya berkembang dalam gametangia sehingga zigot hasil fertilisasinya berkembang di dalam jaket pelindung.
Ciri –ciri tumbuhan lumut adalah sebagai berikut:
a.Sel –sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa.
b.Pada semua tumbuhan yang tergolong lumut terdapat persamaan bentuk susunan gametangiumnya (anteredium maupun arkegonium) terutama susunan arkegoniumnya.
c.Batang dan daun pada tumbuhan lumut yang tegak memiliki susunan yang berbeda-beda. Pad tumbuhan lumut belum terdapat floem maupun xylem.
d.Daun lumut umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun lebih dari satu lapis sel.
e.Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada pertumbuhan membesar.
f.Rizoid tampak seperti rambut/benang-benang, berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam-garam mineral (makanan). Rizoid terdiri dari satu deret sel yang memanjang kadang-kadang dengan sekat yang tidak sempurna.
g.Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri atas:
Vaginula, yaitu kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium
Seta atau tangkai
Apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan antara seta dengan kotak spora
Kaliptra atau tudung berasal dari arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak spora
Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan spora.
Reproduksi lumut bergantian antara seksual dan aseksualnya. Reproduksi aseksualnya dengan spora haploid yang di bentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet-gamet, baik gamet jantan maupun gamet betina yang di bentuk dalam gametofit. Ada 2 macam gametangium, yaitu:
1.Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang di sebut perut, bagian yang sempit disebut leher. Keduanya mempunyai dinding yang tersusun atas selapis sel. Di atas perut terdapat saluran leher dan satu sel induk yang besar, sel ini membelah menghasilkan sel telur.
2.Anteridium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada. Dinding anteridium terdiri dari selapis sel-sel yang mandul dan di dalamnya terdapat sejumlah besar sel induk spermatozoid. Sel induk membelah secara meiosis dan menghasilkan spermatozoid-spermatozoid yang bentuknya seperti spiral pendek sebagian besar terdiri dari inti dan bagian depanya terdapat dua bulu cambuk.
Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian melalui suatu keturunan yang disebut metagenesis.
Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa yang dikenal orang sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit (tumbuhan penghasil gamet) yang haploid (x = n). Dengan demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan betina karena satu tumbuhan tidak dapat menghasilkan dua sel kelamin sekaligus.
Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan terjadi apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi ovum.
Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena hidupnya disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis. Sporogonium masak akan melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan gametofit baru.

Ada beberapa ahli yang menggolongkan lumut menjadi 2 kelas, tetapi hasil penelitian baru menyatakan bahwa lumut dibagi menjadi 3 kelas, yaitu:
a.Lumut daun (Musci)

Lumut daun merupakan lumut yang paling banyak dikenal. Hamparan lumut sering terdapat di tempat lembap. Lumut kelas ini mempunyai bagian –bagian yang bentuknya menyerupai batang dan daun. Daun-daun terletak secara seimbang di sekeliling batang, atau berhadapan dalam dua baris. Sel-sel daunnya panjang atau isodiametris. Sislus lumut mengalami pergantian antara generasi haploid dan diploid. Anggota kelas musci yang sering di jumpai adalah polytrichum juniperinum, furaria, aerobrysis longissima, poganatum cirratum, dan lumut gambut sphagnum.
b.Lumut hati (Hepaticeae)

Lumut ini berbentuk thallus. Jika terdapat bagian yang menyerupai batang dan daun, maka daun-daunnya terdapat dalam dua baris yang berhadapan atau berseling, dan baris ketiga kadang-kadang terdapat pada sisi bawah batangnya. Lumut hati dapat melakukan reproduksi secara aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok di permukaan gametofit. Anggota kelas hepaticeae yang sering dijumpai adalah Riccia marchantia, Dumortiera, Anthoceros, Megaceros, yang semuanya tak berdaun. Adapun jenis yang berdaun adalah Jungermania, Leucolejeuna dan scapania.
c.Lumut tanduk (Anthocerotaceae)

Lumut tanduk mempunyai gametofit mirip dengan gametofit lumut hati , perbedaanya terlatak pada sporofitnya. Sporofit lumut tanduk mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit. Contoh lumut tanduk adalah Anthoceruos laevis.
Manfaat lumut bagi manusia
Tumbuhan lumut tidak berperan langsung dalam kehidupan manusia, tetapi ada spesies tertentu yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk mengobati hepatitis, yaitu Marchantia polymorpha. Selain itu jenis-jenis lumut gambut dari genus Sphagnum dapat di gunakan sebagai pembalut atau pengganti kapas.
Peran tumbuhan lumut dalam ekosistem
Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar